I.
Keseimbangan Lama dan Baru
Sumber: http://muktafarikza.blogspot.com/ |
Keseimbangan lama dan
baru adalah ketika reit kematian dan kelahiran dari penduduk suatu wilayah
masing-masing berada pada tingkat yang tinggi, sehingga perkembangan jumlah
penduduk sangat lambat, bahkan untuk sebagian besar periode jumlah kelahiran
tak banyak berbeda dengan jumlah Kematian. Fluktuasi reit Kematian yang besar
sering terjadi, sementara reit kelahiran relatif stabil pada tingkat yang
tinggi. Keseimbangan yang lama penduduk suatu negeri pada hakikatnya
menunjukkan fase sebelum mulainya transisi demografi dari penduduk negeri yang
bersangkutan.
Keseimbangan baru
berarti keadaan di mana reit kelahiran dan Kematian berada pada tingkat yang
rendah. Borrie membedakan masyarakat ke dalam tiga (3) tipe, yaitu: masyarakat
yang tidak mengontrol fertilitas atau mortalitas secara efisien,masyarakat
yang tidak mengontrol fertilitas tetapi sedang mengalami penurunan reit
Kematian, dan masyarakat yang mengontrol fertilitas dengan cara yang sangat
efisien dan mempunyai harapan hidup rata-rata yang panjang. Proses menuju ke
keseimbangan baru setelah terganggunya keseimbangan lama dalam arti turunnya
reit Kematian (adalah mulai turunnya reit Kematian) adalah mulai turunnya reit
kelahiran.
Suatu masyarakat yang
berada pada keseimbangan baru (kelahiran rendah-kematian rendah) berarti
masyarakat yang bersangkutan telah melalui fase transisi demografi. Banyak
negara-negara industri mulai mengalami turunnya reit-reit kelahiran dalam abad
ke-19.
II.
Angka-angka Perkembangan Penduduk Dunia pada Berbagai Periode
Bagi hampir keseluruhan
periode adanya manusia di bumi, reit perkembangan penduduk tahunan dunia
hampir-hampir mendekati nol. Kemajuan pesat dalam perkembangan jumlah manusia
paralel dengan penemuan-penemuan besar yaitu penemuan sistem pertanian, mulai
kehidupan perkotaan dan perdagangan, pengendalian kekuatan-kekuatan
non-manusiawi, dan revolusi teknologi.
Perkembangan penduduk
yang cepat sedang terjadi di negara-negara berkembang. Di kawasan negara-negara
berkembang tidak saja menonjol ciri reit perkembangan penduduk yang cepat,
tetapi juga di kawasan tersebut dijumpai sejumlah negara-negara raksasa
ditinjau dari segi jumlah penduduk.
Sumber: http://pena.gunadarma.ac.id/e-government-for-the-people-indonesia/tabel-egdi-2003-2012/ |
III.
Perkembangan Penduduk Jawa Abad Ke-19
Indonesia,
sekali pun untuk Jawa, informasi atau data demografi abad ke-19 yang tersedia
sangat terbatas. Bahkan informasi yang sangat dasar seperti angka-angka jumlah
penduduk sering merupakan sumber perdebatan. Para ahli pada umumnya berpendapat
adanya under enumeration bagi angka-angka jumlah penduduk
resmi awal abad ke-a19. Namun angka-angka tersebut seperti angka
"sensus" Raffles masih dipandang bermanfaat. Bahkan ada
penulis-penulis yang walaupun mengakui angka Raffles terlalu rendah sebagai
penduduk Jawa di permulaan abad ke-19, telah mengambil data "sensus"
Raffles tersebut sebagai starting point.
Breman berpendapat
bahwa angka-angka pertambahan penduduk Jawa pada abad ke-19 atas dasar
angka-angka resmi lebih tinggi daripada kenyataan yang sesungguhnya walaupun
dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya dan dengan masyarakat praindustri lainnya,
Jawa mengalami pertambahan penduduk yang sangat cepat.
Alasan-alasan
terpenting yang umumnya dikemukakan untuk menerangkan perkembangan penduduk
cepat di Jawa berkisar pada:
1. Terjadinya
perbaikan tingkat hidup dari penduduk pribumi;
2. Meluasnya
pelayanan kesehatan; kongkritnya adalah introduksi vaksinasi cacar; dan
3. Perwujudan
ketertiban dan perdamaian oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan penduduk
dihubungkan dengan meningkatnya pengaruh sistem pemerintah kolonial Belanda
terhadap berbagai lapangan kehidupan. Ungkapan-ungkapan sepertiekspansi
statis dan kemiskinan berbagi, patut pula disebut dalam
rangka memahami perkembangan penduduk di Jawa.
IV.
Penduduk Indonesia di Abad ke-20
Dalam zaman sebelum
Indonesia sebelum merdeka, pengumpulan data jumlah penduduk yang lebih seksama
mencakup seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan untuk pertama kali pada tahun
1920 yang dikenal sebagai Sensus Penduduk 1920. Sesudah itu
berlangsung 5 kali pengumpulan data penduduk melalui sensus yaitu satu kali
sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1930, dan empat kali setelah Indonesia
merdeka masing-masing pada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990. Data jumlah
penduduk dari keempat sumber ini cukup dapat dipercaya.
Dalam masa 60 tahun terakhir antara 1930-1990
jumlah penduduk Indonesia hampir menjadi tiga (3) kali lipat. Suatu percepatan
perkembangan penduduk telah terjadi di Indonesia dalam jangka waktu lima (5)
dekade terakhir hingga tahun 1980. Namun pada periode 1980-1990 reit
perkembangan penduduk Indonesia secara keseluruhan telah menurun menjadi
sekitar 2.0% per tahun. Reit perkembangan penduduk tahunan yang sedang
berlangsung dewasa ini lebih rendah di Jawa dibandingkan dengan kebanyakan
pulau-pulau lain di luar Jawa.
Sumber : http://sopyanasauri.blogspot.com/2012/11/sejarah-perkembangan-penduduk-dunia-dan.html
No comments:
Post a Comment